Rabu, 11 Januari 2012

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PADA ANAK SD


A.    PERKEMBANGAN FISIK- MOTORIK
Seiring dengan pertumbuhan fisiknya yang beranjak matang, maka perkembangan motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik. setiap gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan atau minatnya. di menggerakan anggota badanya dengan tujuan yang jelas seperti :
1.      Menggerakan tanggan untuk menulis, menggambar, mengambil makanan, melempar bola, dan sebagainnya.
2.      Menggerakkan kaki untuk menendang bola, lari mengejar teman pada saat main kucing-kucingan.
Fase untuk sekolah dasar 7-12 tahun ditandai dengan gerak atau aktivitas motorik yang lincah. oleh karena itu usia ini merupakan masa yang ideal untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik, baik halus maupun kasar, dapat dijelaskan sebagai berikut :
No.
Motorik HAlus
No.
Motorik Kasar
1
Menulis
1
Baris Bebaris
2
Menggambar atau Melukis
2
Seni bela diri
3
Mengetik (computer)
3
Senam
4
Membuat kerajinan dari tanah liat
4
Berenang
5
Menjahit
5
Atletik
6
Membuat kerajinan dari kertas
6
Main sepak bola

Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu factor penentu kelancaran proses belajar, baik dalam bidang pengetahuan maupun keterampilan. oleh karena itu perkembangan motorik sangant menunjang keberhasilan belajar peserta didik. upaya –upaya sekolah untuk memfasilitasi perkembangan motorik secara fungsional tersebut diantaranya adalah :
  1. Sekolah merancang pelajaran keterampilan yang bermanfaat bagi perkembangan atau kehidupan anak, seperiti mengetik, menjahit, atau kerajinan tangan lainnya.
  2. Sekolah memberikan pelajaran senam atau olahraga kepada para siswqaa, yang jelas disesuaikan dengan usia siswa.
  3. Sekolah perlu merekrut ( Mengabngkat) guru-guru yang yang memiliki keahlian dalam bidang tersebut.
  4. Sekolah menyediakan sarana untuk keberlangsungan penyelenggaraan tersebut. seperti alat-alat yang diperlukan, dan tempat atau lapangan olahraga.
B.     PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
Pada usia sekolah dasar, anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif seperti membaca, menulis dan menghitung atau CALISTING.
Sebelum masa ini, yaitu masa persekolah( usia taman kanak-kanak atau Raudatul Athfal), daya fikir anak masi bersifat berangan-angan atau berhayal, sedangkan pada usia SD/MI daya piker sudah berkembangnke arah berfikir konkret dan rasional.
Dilihat dari aspek kognitif, menurut piaget masa ini berada pada tahap oprasional konkret, yang ditanda dengan :
1.      Mengklasifikasi/ menggelompokan benda-benda berdasarkan cirri yang sma.
2.      Menyusun mengasosiasikan / Menghubungkan atau menghitung  angka-angka atau bilangan.
3.      Memecahkan masalah (problem solving) yang sederhana
Kemampuan intelektual pada dasar diberikannya berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan pola pikir atau daya nalarnya. disamping itu kepada anak sudah dapat diberikan dasar-dasar keilmuan seperi membaca, menulis dan berhitung.untuk mengembangkan daya nalarnya daya cipta atau kreatifitas anak maka kepada anak perlu diberikan peluang-peluang untuk bertanya, berpendapat, dan melihat (memberikan kritik) tentang berbagai hal dengan pelajaran atau peristiwa yang terjadi  di lingkunagn.

C.     PERKEMBANGAN BAHASA
Bahasa dalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. dalam pengertian ini tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, atau lukisan. Usia sekolah dasar merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan kata (vocabulary). Pada awal ini anak sudah menguasai sekitar 2.500 kata, dan pada masa akhir kira-kira usia 11-12 tahun anak telah dapat menguqasai sekitar 5.000 kata (Abin Syamsuddin M, 2001; dan Nana Syaodih S, 1990).
Dengan dikuasainya keterampilan membaca dan berkomunikasi dengan orang lain, anak sudah gemar membaca atau mendengarkan cerita yang bersifat kritis ( tentang perjalan, petualangan atau riwayat kehidupan para pahlawan). Pada masa ini tingkat berpikir anak sudah lebih maju, dia banyak menanyakan waktu dan soal-akibat. oleh karena itu, kata tanya yang digunakannya pun yang semula hanya “apa” , sekarang sudah diikuti dengan pertanyaan “di mana”, “dari mana”, “bagaimana”, “kemana” dan “mengapa”.
Disekolah, perkembangan bahasa anak ini diperkuat dengan diberikannya mata pelajaran bahasa ibu dan bahasa Indonesia / bahkan disekolah-sekolah lain diberikan bahasa inggris. Dengan diberikannya pelajaran bahasa di sekolah para siswa diharapkan dapat menguasai dan menggunakannya sebagai alat :
1.      Berkomunikasi secara baik dengan orang lain
2.      Mengekspresikan pikiran, perasaan, sikap atau pendapatnya
3.      Memahami isi dari setiap bahan bacaan (buku, majalah, Koran, atau referensi lain) yang dibacanya.
Untuk mengembangkan kemampuan berbahasa atau keterampilan berkomunikasi anak melalui tulisan, sebagai cara untuk mengspresikan perasaan, gagasan atau pikirannya, maka sebaiknya kepada anak dilatihkan untuk untuk membuat karangan atau tulisan tentang berbagai hal yang terkait dengan pengalaman hidupnya sendiri atau kehidupan pada umunya.

D.    PERKEMBANGAN EMOSI
Pada usia sekolah khususnya dikelas-kelas 4, 5, 6,  anak mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima atau tida disenangioleh orang lain. oleh karena itu dia mulai belajar untuk mengendalikan dan mengontrol melalui peniruan dan latihan (pembiasaan).
Dalam proses peniruan, kemampuan orang tua atau guru dalam mengendalikan emosinya sangatlah berpengaruh. apabila anaka dikembangkan di lingkungan keluarga yang suasana emosinya stabil maka perkembangan emosi anak cenderung stabil atau sehat. Akan tetapi apabila kebiasaan orang tua dalam mengekspresikan emosinya  kurang stabil atau kurang control seperti marah-marah, mudah mengeluh, kecewa dan pesimis dalam menghadapi masalah, maka perkembangan emosi anak cenderung kurang stabil atau tidak sehat. 

Tabel Karakteristik Emosi Anak
NO
Karakteristik Emosi yang Stabil Sehat
NO
Karakteristik Emosi yang
tidak stabil (tidak sehat)
1
Menunjukkan wajah yang cerah
1
Menunjukkan wajah yang murung
2
Mau bergaul dengan teman secara baik
2
Mudah tersinggung
3
Bergairah dalam belajar
3
Tidak mau bergaul dengan orang lain
4
Dapat berkonsentrasi dalam belajar
4
Suka marah-marah
5
Bersikap respek (menghargai) terhadap diri sendiri dan orang lain
5
Suka mengganggu teman
6

6
Tidak percaya diri


Emosi merupakan factor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar. emosi positif seperti perasaan senang, bergairah, bersemangat atau rasa ingin tahu yang tinggi akan mempengaruhi individu untuk mengonsentrasikan dirinya terhadap aktivitas belajar, seperti memperhatikan penjelasan guru, membaca buku, aktif berdiskusi, mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah, dan disiplin dalam belajar.
            Sebaliknya apabila yang menyertai proses belajar itu emosi yang negative,  seperti perasaan tidak senang, kecewa, tidak bergairah, maka peruses belajar tersebut akan mengalami hambatan, dalam artiindividu tidak memusatkan perhatian untuk belajar,sehingga kemungkinan besar dia akan mengalami kegagaln dalam belajarnya.
Mengingat hal tersebut, maka guru seyogianya mempunyai kepedulian untuk menciptakan suasana proses belajar mengajar yang menyenangkan atau kondusif bagi terciptanya proses belajar siswa secara efektif. upaya dapat ditempuh guru dalam menciptakan suasana belajar mengajar yang kondusif itu adalah sebagai berikut.
1.      Mengembangkan iklim (suasana) kelas yang bebas dari ketegangan, seperti guru bersikap ramah, tidak judes atau galak.
2.      Memperlakukan siswa sbagai individual yang mempunyai harga diri (sef esteem),seperti guru menghargai pribadi,  pendapat  dan hasil karya wisata, serta tidak menganakemaskan atau menganakkritikan siswa.
3.      Memberikan nilai secara adil dan objektif
4.      Menciptakan kondisi kelas yang tertib, bersih, dan sehat (ventilasi udara, dan pencahayaannya baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar